Selasa, 10 Juni 2008

Always Look At The Bright Side

Selalulah melihat pada sisi baik pada sebuah peristiwa buruk yang kita alami. Karena setiap peristiwa buruk pasti memiliki sisi baik, seperti halnya adanya bayangan yang dikarenakan adanya sinar. Sebuah pepatah mengatakan, “Setiap sebuah pintu kebaikan tertutup, terbukalah pintu kebaikan yang lain.”.

Bolehlah kita sejenak memandangi keburukan yang kita alami, namun hanya untuk meyakinkan diri bahwa keburukan yang sama tidak akan kita ulangi lagi. Ingatlah, yang buruk adalah peristiwanya, bukan orangnya. Tak usahlah kita fokus pada masalah, namun fokuskan energi kita pada solusi. Buatlah PEF (Perhatian-Energi-Fokus) kita pada hal-hal positif saja, karena masalah akan seperti bawang merah, semakin dalam kita mengupasnya, akan semakin ingin kita menangis. Dengan melihat sisi baiknya, kita akan merasa bersyukur. Dengan bersyukur, kita percaya diri dan yakin bahwa kita bisa. So, always look at the bright side……


-trainer wannabe-

Jumat, 30 Mei 2008

Knowledge Gap


Knowledge Gap

Ketika saya memberikan seminar tentang 'innovation & creativity', selalu saya katakan 'curiosity' (rasa ingin tahu) adalah kunci penting untuk dapat mengembangkan kreativitas kita. Nah, rasa ingin tahu ini sebenarnya apa ?

Kalau anda melihat anak kecil, mereka selalu mempunyai rasa ingin tahu yang besar. Mereka ingin tahu ini, ingin tahu itu. Mereka akan selalu menanyakan ini itu, 'Kenapa daun berwarna hijau', 'Air laut terasa asin', 'Langit berwarna biru', bahkan seperti pertanyaan bodoh, 'Benda kok jatuh nya ke bawah ya'.

Rasa ingin tahu ini sebenarnya punya teori yang disebut sebagai 'the gap theory' atau 'teori tentang jarak'. 'Gap theory' ini berkata bahwa sebenarnya rasa ingin tahu timbul karena ada 'knowledge gap'. Yakni pengetahuan kita tentang sesuatu yang tidak lengkap/terpotong. Kalau anda tahu sesuatu, lalu anda ingin tahu hal lain sebagai kelanjutannya itu dinamakan sebagai 'knowlwdge gap'. Misal anda membaca cerita detektif, dan ingin tahu setelah ini apa, lalu setelah itu apa. Ini yang dinamakan sebagai 'knowlwdge gap'.

Ternyata 'knowledge gap' ini yang mendorong manusia untuk bergosip ria. Tak salah kalau di TV-TV banyak tayangan infotainment yang berisi sebagian informasi para artis. "Tahu nggak dia kemarin ketahuan jalan bareng dengan seorang cewek di mall sana. Apakah dia sekarang mulai pacaran sama dia ya ?", kata presenter. Informasi pacaran, kawin, cerai dan lainnya menimbulkan rasa ingin tahu pemirsa. Kenapa ? Karena kita mengenal artis-artis tersebut dan tahu sebagian informasi tentang mereka, sehingga timbul ingin tahu kelanjutannya seperti apa.

Dulu ada film seri 'Alfred Hitchock', film misteri dan detektif yang selalu kita ingin tahu akhir ceritanya. 'Ending'nya selalu aneh-aneh, tidak tertebak. Tidak hanya di film misteri atau detektif, tapi juga sering demikian pada iklan-iklan tertentu. Misal suatu hari ada iklan satu halaman penuh, hanya berisi kalimat, "Anda ingin beruntung ?". Dan besoknya baru ada iklan penjelasannya. Ini menimbulkan rasa ingin tahu untuk menunggu iklan yang akan datang.

Tentu saja setiap manusia berbeda. Kalau orang itu pada dasarnya punya pengetahuan yang luas, maka dia memiliki rasa ingin tahu yang besar pula. Jadi kalau dia tahu sesuatu dan ingin mengetahui kelanjutannya, maka ini menimbulkan rasa ingin tahu.

Jadi kalau kita ingin membuat orang lain tertarik dengan cerita, iklan, kampanye atau komunikasi kita caranya adalah membuka sebuah celah dulu, memberikan sebagian informasi dulu. Setelah mereka menjadi tahu 'sebagian' informasi tersebut, mereka pasti ingin tahu 'sebagian' yang lain. Dan pada akhirnya mereka menunggu informasi untuk menutup sebagian pengetahuan itu.

Make Money Here!!!